SMA
Harmoni School Terpadu

Jl. Kampung Lama, Bintuni Timur, Kec. Bintuni, Kab. Teluk Bintuni Prov. Papua Barat

Ketua Yayasan HARMONI SCHOOL TERPADU BINTUNI
Keracunan MBG Edukasi Keamanan Pangan di Sekolah

Keracunan MBG: Edukasi Keamanan Pangan di Sekolah

27 Views -

Keracunan MBG yang menimpa ribuan siswa di Jawa Barat menjadi alarm penting tentang urgensi keamanan pangan di lingkungan sekolah. Kejadian ini memicu keresahan mendalam di kalangan orang tua, pendidik, dan masyarakat. Lebih dari 2.000 siswa di Bandung Barat mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis. Kasus tersebut menimbulkan pertanyaan besar tentang sistem pengawasan dan standar keamanan pangan yang seharusnya diterapkan. Sebagai institusi pendidikan, SMA Harmoni School Terpadu Bintuni memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan siswa melalui edukasi keamanan pangan yang komprehensif.

Kekecewaan Orang Tua dan Sekolah Terhadap Penanganan Pemerintah

Kekecewaan orang tua terhadap pemerintah mencapai puncaknya ketika kasus keracunan MBG terus bertambah setiap hari. Forum Orang Tua Siswa dan Guru di Jawa Barat bahkan meminta pemerintah menghentikan sementara program tersebut. Mereka menilai pemerintah kurang profesional dalam menangani masalah ini karena pengawasan yang minim. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia mencatat lebih dari 6.400 anak menjadi korban keracunan hingga September 2025. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya masalah keamanan pangan dalam program pemerintah. Orang tua merasa anak mereka dijadikan kelinci percobaan tanpa perlindungan memadai dari pihak berwenang.

Langkah Preventif Keracunan MBG dan Edukasi Keamanan Pangan di Sekolah

Pihak sekolah di berbagai daerah mulai mengambil langkah preventif untuk melindungi siswa mereka. Badan Gizi Nasional seharusnya menetapkan standar ketat dalam proses pengadaan hingga distribusi makanan. Namun faktanya, banyak kasus terjadi karena makanan dimasak terlalu awal atau bahan mentah disimpan terlalu lama. Bakteri penyebab keracunan ditemukan dalam sampel makanan yang dikirim ke Laboratorium Kesehatan Jawa Barat. Edukasi keamanan pangan di sekolah menjadi solusi jangka panjang yang harus segera diimplementasikan. Siswa perlu memahami tanda makanan yang tidak layak konsumsi untuk melindungi diri mereka sendiri.

Pemerintah harus merespons kritik dengan evaluasi menyeluruh dan transparansi penuh kepada masyarakat. Kepercayaan publik telah terkikis akibat penanganan yang dinilai lambat dan tidak efektif terhadap kasus keracunan ini. Sekolah dapat berperan dengan mengintegrasikan materi keamanan pangan dalam kurikulum kesehatan atau mata pelajaran relevan lainnya. Orang tua dan guru perlu bekerja sama membangun kesadaran tentang pentingnya memilih penyedia makanan yang memenuhi standar higienis. Kasus keracunan MBG ini harus menjadi pembelajaran berharga agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan. Keselamatan anak harus menjadi prioritas utama di atas segala program dan kebijakan pemerintah manapun.

Latest Comments

No comments to show.